Tidak Boleh Berduaan?? Budaya Suku Anak Dalam

Halo budanesia, ketemu lagi kita di blog ini. Kalian sudah baca belum tentang budaya-budaya yang di postingan sebelumnya? Kalo belum jangan lupa baca ya. Karena dengan kalian membaca blog ini maka kalian ikut berpartisipasi dalam mencerdaskan bangsa. Langsung saja ya disini aku akan menjelaskan tentang suku anak dalam. Kalian udah tau belum?? Suku anak dalam mempunyai nama asli Suku Kubu atau biasanya orang menyebutnya Orang Rimba. Kenapa sih kok disebut orang rimba? Karena suku anak dalam itu hidupnya di pedalaman hutan yang berada di pulau Sumatra tepatnya di provinsi Jambi dengan perkiraan populasi sekitar 200.000 jiwa. Suku ini salah satu suku yang terasing dari kemoderenan dunia luar, mereka hanya bergantung pada apa saja yang tersedia di hutan. Yuk kita lihat apa saja budaya yang khas dimiliki oleh suku anak dalam :

1. Cara Bertahan Hidup Suku Anak Dalam
Suku anak dalam ini hidup dengan sederhana  dan menghidupi dirinya dengan mencari bahan apa saja yang tersedia di dalam hutan untuk dimakan. Biasanya suku anak dalam mencari makanan dengan cara berburu dan mencari buah atau tumbuhan untuk memenuhi kebutuhannya
Sumber: google
Sumber: google

2. Pakaian Suku Anak Dalam
Selanjutnya pakaian sehari-hari suku anak dalam untuk bawahannya mereka menggunakan Cawat baik laki-laki maupun perempuan sama. Bedanya perempuan menggunakan kain untuk menutupi dada nya jika mereka akan berinteraksi dengan masyarakat luar.
Sumber: google

3. Aturan dan Kebiasaan Suku Anak Dalam
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari suku anak dalam memilki aturan yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh masyarakat setempat. Apa saja aturannya?
a. Pantang Dunia Terang
Masyarakat suku anak dalam menyebut kehidupan diluar hutan itu sebagai Dunia Terang. Bagi mereka, bersosialisasi dengan dunia terang secara aturan diatur oleh adat. Adapula yang percaya bahwa orang dunia terang itu merupakan pemakan manusia. Maka dari itu mereka sangat berhati-hati jika berinteraksi dengan masyarakat luar.
Sumber: google

b. Melangun
Kebiasaan suku anak dalam adalah perpindah pindah atau nomaden dari hutan satu kehutan yang lain. Contoh nya jika ada anggota keluarga ada yang meninggal, maka mereka akan mmeninggalkan tempat tinggal mereka dan mencari tempat tempat tinggal yang baru. Hal itu bertujuan untuk menghilangkan kesedihan atas ditinggal oleh keluarga mereka. Jadi hal tersebut disebut dengan Melangun.
Sumber: google

c. Dilarang berduaan
Masyarakat suku anak dalam melarang keras bagi laki-laki dan perempuan berduaan. Jika mereka ketahuan maka mereka akan terlebih dahulu akan dihukum cambuk rotan dan akan dikawinkan paksa karena dianggap memalukan bagi orang tua.

4. Tempat Tinggal dan Cara Mandi
Suku anak dalam sangat menghormati alam. Mereka terbiasa tidur dengan merebahkan diri di tanah atau ada juga sebagian masyarakat  yang  mendirikan tenda di dalam hutan. Dan untuk urusan mandi mereka memanfaatkan sungai yang ada dihutan untuk membersihkan diri mereka. Mereka tidak meerlukan sabun dan peralatan mandi lainnya, mereka cukup menyeburkan tubuh mereka ke sungai hingga mereka menganggap bahwa mereka sudah bersih.
Sumber: google
Sumber:google

5. Senjata Khas Suku Anak Dalam
Suku anak dalam memiliki senjata yang khas bernama Sumpit Suku Kubu. Sumpit ini merupakan senjata tradisional yang dipergunakan untuk berburu hewan didalam hutan. Senjata ini bekerja dengan cara selongsong panjang, yang mana anak panahnya diisi dengan racun, sehingga hewan buruan tidak dapat kabur jauh bila terkena senjata tersebut.
Sumber: google

6. Tarian Khas Suku Anak Dalam
Tarian ini bernama Tari Elang. Tari ini biasanya ditampilkan pada saat pelaksanaan upacara adat yang dipimpin oleh pemimpin setempat. Tari ini berfungsi untuk media memanggil para dewa. Dalam pertunjukannya Tari elang menggunakan iringan musik berupa mantra-mantra yang dilantunkan oleh si penari. Penari menggunakan kain panjang  yang dianggap sebagai simbol dari sayap burung elang.
Sumber:google

Sekian ya teman-teman. Sampai bertemu lagi. Semoga tulisan ku bermanfaat bagi kalian yang membacanya. Jangan lupa tulis komen di bawah. Terima kasih

Ditulis oleh Nareswari Gauri Syavani

18 comments: