Budaya Suku Asmat

Halloooo guys, kembali lagi nih sama aku. Dikesempatan kali ini aku ingin berbagi informasi tentang Suku Budaya yang ada di Indonesia kita ini yaitu Suku ASMAT. Kalian pasti sudah tak asing lagi kan dengan budaya Suku Asmat ini. Suku ini memiliki memiliki keragaman yang keunikan tersendiri loh. Mau tau keunikannya itu apa? Yuk mari kita simak penjelasannya berikut.

Suku Asmat adalah nama dari sebuah suku terbesar dan paling terkenal di antara sekian banyak suku yang ada di Papua, Indonesia. Salah satu hal yang membuat suku asmat cukup dikenal adalah hasil ukiran kayu tradisional yang sangat khas. Beberapa ornamen / motif yang seringkali digunakan dan menjadi tema utama dalam proses pemahatan patung yang dilakukan oleh penduduk suku asmat adalah mengambil tema nenek moyang dari suku mereka, yang biasa disebut mbis. Namun tak berhenti sampai disitu, seringkali juga ditemui ornamen / motif lain yang menyerupai perahu atau wuramon, yang mereka percayai sebagai simbol perahu arwah yang membawa nenek moyang mereka di alam kematian. Bagi penduduk asli suku asmat, seni ukir kayu lebih merupakan sebuah perwujudan dari cara mereka dalam melakukan ritual untuk mengenang arwah para leluhurnya.
Sebagai suku yang unik khas timur tentunya memiliki keanekaragaman budaya, keanekaragaman yang dimiliki oleh Suku Asmat akan dijelaskan selengkapnya dibawah ini:


Seperti kebanyakan suku-suku di Indonesia lainnya, Suku Asmat juga memiliki upacara adat tersendiri yang berbeda dengan suku lain. Upacara adat yang dimiliki oleh Suku Asmat seperti:

Ritual Kematian
Suku Asmat memiliki pemikiran yang unik mengenai kematian. Pasalnya, mereka menganggap kematian bukanlah hal yang alamiah. Kematian diartikan sebagai adanya roh jahat yang mengganggu si meninggal tersebut. Sehingga, ketika kerabat mereka sakit maka mereka akan membuatkan pagar dari dahan pohon nipah.
Pagar tersebut dimaksudkan agar roh jahat yang berkeliaran disekitar mereka tidak akan bisa mendekati si sakit lagi. Mereka juga hanya akan berkerumun di sekeliling si sakit tanpa mengobati atau memberinya makan. Namun, ketika si sakit meninggal, mereka akan berebutan memeluk dan keluar menggulingkan badan di lumpur.
Setelah si sakit meninggal, maka mayat itu akan diletakkan di atas para (anyaman bambu) hingga dibiarkan membusuk. Tulang-tulangnya nanti akan disimpan di atas pokok-pokok kayu. Selain itu, tengkoraknya diambil untuk dijadikan bantal sebagai tanda kasih sayang terhadap si meninggal.
Ada juga yang meletakkan mayat si meninggal di atas perahu lesung dengan dibekali sagu untuk dialirkan ke laut. mayat dikubur dengan ketentuan si laki-laki tanpa mengenakan busana sedangkan si perempuan mengenakan busana. Mayat-mayat tersebut dikuburkan di hutan, pinggir sungai, maupun semak-semak.

Tarian Dan Alat Musik Suku Asmat
Tarian Tobe merupakan tarian khas Suku Asmat yang disebut juga tarian perang. Jenis tarian Tobe dulunya memang tarian yang dilakukan ketika ada perintah dari kepala adat untuk berperang.
Seiring perkembangannya, tarian ini digunakan untuk menyambut tamu sebagai bentuk respect mereka terhadap tamu yang datang. Tarian Tobe ini dipadukan dengan nyanyian-nyanyian yang sifatnya membakar semangat diiringi alat musik tifa.
Penari mengenakan manik-manik dada, rok dari akar bahar, dan daun-daun yang diselipkan dalam tubuh mereka. Hal ini melambangkan bahwa masyarakat Suku Asmat sangat dekat dengan alam.
Rumah Adat

Sebagai suku yang tinggal di pedalaman dan di tepi pantai, penduduk Suku Asmat memiliki rumah tradisional yang bernama jeu. Rumah Jeu ini memiliki panjang 25 meter. Selain itu, banyak juga penduduk Suku ini yang membuat rumah di atas pohon.

Ukiran Suku Asmat Yang Khas

Suku Asmat terkenal dengan karya ukiran-ukirannya yang dibumbui nilai-nilai magis. Namun, dibalik itu ternyata ukiran Suku Asmat ini memiliki makna dan fungsi tersendiri, yaitu : melambangkan kehadiran roh nenek moyang, mengungkapkan rasa sedih dan bahagia, lambang kepercayaan dengan motif manusia, hewan, dan tumbuhan.
Ukiran Suku Asmat memiliki ciri khas yakni polanya yang unik dan bersifat naturalis. Hal ini karena masyarakat Suku Asmat dekat dengan alam. Lukisan mereka dapat berbentuk manusia, hewan, tumbuhan, alat musik mereka, dan lain-lain yang menimbulkan kesan estetis naturalis.
Bagi Suku Asmat, mengukir tidak hanya menciptakan sebuah ukiran dengan nilai estetis dan tingkat kerumitan tertentu. Lebih dari itu, ukiran dimaknai sebagai simbol penghormatan terhadap leluhur yang sudah meninggal. Sehingga nilai spiritualitas akan selalu muncul di setiap bentuk dan guratan pada ukirannya.

Adat Istiadat


Di dalam kehidupan kesehariannya, Suku Asmat memiliki adat yang menjadi pegangannya secara turun temurun. Adat istiadat ini sampai sekarang masih dijaga oleh penduduk Suku Asmat. Berikut beberapa adat istiadat yang berasal dari Suku ini:
  • Kehamilan. Masyarakat Suku Asmat sangat menjaga kehamilan seorang wanita ditengah-tengah keluarga mereka. Mereka memperlakukan wanita hamil dengan baik hingga tercapainya proses persalinan dengan selamat.
  • Kelahiran. Setelah mencapai proses persalinan, keluarga tersebut akan mengadakan upacara selamatan dengan pemotongan tali pusar menggunakan sembilu. Sembilu yang digunakan untuk memotong dibuat dari bambu yang dilanjarkan. Untuk perkembangannya, si bayi akan disusui oleh ibunya selama usia 2-3 tahun.
  • Pernikahan. Pernikahan dilaksanakan ketika mencapai usia 17 tahun atau lebih. Tentunya hal ini telah mendapatkan kesepakatan dari kedua belah pihak. Selain itu, ada uji keberanian dari pria untuk membeli wanita menggunakan piring antik yang nilainya disesuaikan penafsiran harga perahu Johnson.
  • Kematian. Pengecualian dalam mengurus orang meninggal berlaku bagi kepala adat. Kepala suku atau kepala adat yang meninggal mayatnya akan dimumikan dan dipajang di depan joglo Suku Asmat.
Demikian kebudayaan Suku Asmat yang bernilai estetis klasik yang ada dalam kehidupan masyarakat Suku Asmat. Ada pelajaran berharga yang dapat kita ambil dari Suku Asmat ini. Meskipun masyarakatnya religius magis, mereka sangatlah menghargai alam karena segala aktivitas dan yang terjadi adalah karena alam dan seisinya.


3 comments: